Skip to content

Menu

  • Finance
  • Technology
  • Pemerintah
  • Viral
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Politik
  • Internasional
  • Sports

Archives

  • October 2025
  • September 2025

Calendar

October 2025
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Categories

  • Daerah
  • Finance
  • Health
  • Hukum
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Outdoors
  • Pemerintah
  • Pendidikan
  • Pet Care
  • Politik
  • Sports
  • Technology
  • Viral

Copyright lacakperistiwa.com 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress

lacakperistiwa.com
  • Finance
  • Technology
  • Pemerintah
  • Viral
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Politik
  • Internasional
  • Sports
You are here :
  • Home
  • Viral ,
  • Nasional
  • Mengenal Museum Sumpah Pemuda, Jejak Sejarah yang Pernah Jadi Tempat Belajar hingga Hotel
Written by Edward BennettOctober 27, 2025

Mengenal Museum Sumpah Pemuda, Jejak Sejarah yang Pernah Jadi Tempat Belajar hingga Hotel

Viral . Nasional Article

Museum Sumpah Pemuda, Saksi Sejarah Kebangkitan Pemuda Indonesia

lacakperistiwa.com – Di tengah hiruk pikuk Jakarta Pusat, berdiri sebuah bangunan tua yang sarat makna: Museum Sumpah Pemuda. Tempat ini bukan sekadar bangunan bersejarah, tapi simbol dari semangat dan persatuan pemuda Indonesia yang melahirkan salah satu momentum penting dalam perjalanan bangsa — Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Museum ini menyimpan beragam koleksi bersejarah yang merekam perjuangan kaum muda di masa penjajahan. Namun yang menarik, gedung ini punya perjalanan panjang — sempat menjadi tempat belajar, asrama, hingga hotel, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai museum nasional.

Dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober, nama Museum Sumpah Pemuda kembali naik di berbagai pencarian, termasuk Google Trends Indonesia. Banyak orang penasaran tentang sejarah, isi, dan fakta menarik di balik bangunan bersejarah ini.

Sejarah Awal Berdirinya Museum Sumpah Pemuda

Sebelum dikenal sebagai museum, gedung yang kini berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat, dulunya merupakan rumah sewa milik Sie Kong Lian — seorang keturunan Tionghoa yang membuka tempat kos bagi para pelajar pribumi.

Pada awal abad ke-20, tempat ini menjadi asrama bagi para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia, terutama mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau sekolah dokter bumiputra. Tempat ini kemudian dikenal sebagai “Kramat 106”, yang menjadi tempat berkumpulnya para pemuda intelektual untuk berdiskusi dan bertukar ide tentang kemerdekaan.

Beberapa tokoh penting yang pernah tinggal atau sering datang ke sana antara lain Wage Rudolf Supratman, Amir Sjarifuddin, Mohammad Yamin, dan Soegondo Djojopoespito. Di tempat inilah ide dan semangat kebangsaan mulai tumbuh, hingga akhirnya melahirkan Kongres Pemuda II tahun 1928 yang menjadi tonggak lahirnya Sumpah Pemuda.

Dari Tempat Kos Hingga Hotel di Era Kolonial

Setelah masa kongres berlalu, gedung Kramat 106 sempat berpindah tangan beberapa kali. Pada masa penjajahan Belanda, bangunan ini berubah fungsi menjadi rumah tinggal dan penginapan.

Di masa pendudukan Jepang dan setelah kemerdekaan, gedung ini bahkan sempat digunakan sebagai hotel murah bernama “Hotel Hersia.” Baru pada awal tahun 1970-an, pemerintah menyadari nilai sejarah dari bangunan ini dan mulai melakukan pelestarian.

Pada 20 Mei 1973, melalui inisiatif Gubernur Ali Sadikin, bangunan ini resmi diambil alih oleh pemerintah daerah dan dijadikan Museum Sumpah Pemuda. Sejak saat itu, museum ini menjadi tempat edukasi sejarah sekaligus simbol peringatan peran pemuda dalam perjuangan kemerdekaan.

Koleksi dan Ruangan di Dalam Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda punya berbagai koleksi penting yang berkaitan dengan pergerakan nasional. Saat memasuki bangunan dua lantai ini, pengunjung akan menemukan suasana klasik khas kolonial Belanda, dengan ruangan-ruangan yang masih dipertahankan keasliannya.

Beberapa koleksi utama di museum ini antara lain:

  • Biola milik W.R. Supratman, yang digunakan untuk mengiringi lagu “Indonesia Raya” pertama kali pada Kongres Pemuda II tahun 1928.

  • Dokumen asli Sumpah Pemuda, termasuk notulen rapat dan arsip organisasi pemuda dari berbagai daerah.

  • Foto-foto tokoh pergerakan nasional, seperti Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, dan Amir Sjarifuddin.

  • Ruangan rapat Kongres Pemuda II, yang direkonstruksi sedetail mungkin sesuai kondisi aslinya.

Selain itu, museum juga memiliki ruang multimedia modern untuk menayangkan film dokumenter dan arsip digital sejarah pergerakan pemuda. Pengunjung bisa merasakan suasana sejarah dengan pendekatan interaktif tanpa kehilangan nilai autentiknya.

Peran Museum Sumpah Pemuda dalam Pendidikan Generasi Muda

Museum Sumpah Pemuda bukan sekadar tempat wisata sejarah, tapi juga pusat edukasi kebangsaan. Setiap tahun, ribuan pelajar dari berbagai daerah datang ke sini untuk belajar langsung tentang perjuangan dan semangat persatuan.

Banyak sekolah dan universitas menjadikan kunjungan ke museum ini sebagai bagian dari kegiatan belajar luar kelas. Pengelola museum juga rutin mengadakan pameran tematik, seperti Pameran Tokoh Perempuan dalam Pergerakan Nasional atau Jejak Pemuda di Era Digital.

Selain itu, Museum Sumpah Pemuda juga aktif di media sosial, membagikan konten edukatif seputar sejarah dan semangat kebangsaan. Tujuannya sederhana — agar nilai Sumpah Pemuda tetap relevan di tengah generasi muda yang kini tumbuh di era digital.

Fakta Menarik Museum Sumpah Pemuda

Ada beberapa hal unik yang mungkin belum banyak diketahui publik tentang museum ini. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Biola W.R. Supratman bukan sekadar simbol, tapi masih asli dan disimpan dengan kondisi terawat hingga kini.

  2. Gedung ini masih mempertahankan struktur asli, termasuk jendela, pintu, dan lantai kayu yang sudah berusia lebih dari satu abad.

  3. Pernah jadi markas organisasi Tionghoa progresif di era kolonial, yang ikut mendukung perjuangan kemerdekaan.

  4. Nama jalan Kramat Raya diambil dari kata “keramat,” yang dulu dianggap sebagai kawasan sakral dan penting di Batavia.

  5. Setiap 28 Oktober, museum ini jadi pusat upacara nasional untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, lengkap dengan pembacaan ikrar dan penampilan seni budaya.

Museum Sumpah Pemuda di Era Modern

Dengan perkembangan zaman, Museum Sumpah Pemuda terus beradaptasi. Kini, pengunjung bisa menikmati tur virtual 360 derajat melalui situs resminya. Inovasi ini mempermudah masyarakat yang tidak sempat datang langsung ke Jakarta tetap bisa belajar tentang sejarah bangsa.

Selain itu, pihak pengelola juga menjalin kerja sama dengan berbagai komunitas kreatif dan startup edukasi untuk menghidupkan kembali semangat kebangsaan lewat media digital. Misalnya, melalui pembuatan film pendek, podcast sejarah, dan pameran daring.

Langkah ini membuktikan bahwa nilai-nilai perjuangan pemuda tidak hanya bisa diingat lewat buku, tapi juga bisa dihadirkan lewat teknologi yang relevan dengan generasi saat ini.

Kunjungan dan Harga Tiket Museum Sumpah Pemuda

Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, dari pukul 08.00–16.00 WIB. Tiket masuknya sangat terjangkau:

  • Dewasa: Rp5.000

  • Pelajar/Mahasiswa: Rp2.000

  • Anak-anak: Rp1.000

Lokasinya strategis, bisa dijangkau menggunakan TransJakarta koridor 5 dengan pemberhentian terdekat di Halte Kramat Sentiong. Dari halte, museum hanya berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki.

Setiap akhir pekan, museum ini juga kerap mengadakan tur tematik dan pertunjukan budaya, yang menampilkan seni musik, tari, dan teater bertema perjuangan.

Makna Sejati di Balik Museum Sumpah Pemuda

Lebih dari sekadar tempat bersejarah, Museum Sumpah Pemuda adalah simbol persatuan lintas suku dan budaya. Di tempat ini, para pemuda dari berbagai daerah meleburkan identitas mereka demi satu cita-cita besar: Indonesia Merdeka.

Nilai yang diwariskan dari peristiwa itu masih relevan sampai sekarang. Di era digital yang serba cepat, semangat Sumpah Pemuda mengingatkan generasi muda bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, melainkan kekuatan yang bisa membawa kemajuan bersama.

Museum ini bukan hanya tempat untuk mengenang masa lalu, tapi juga pengingat tentang pentingnya menjaga rasa kebangsaan.

Sumpah Pemuda Tak Sekadar Sejarah

Museum Sumpah Pemuda bukan sekadar bangunan tua dengan koleksi benda bersejarah. Ia adalah ruang hidup yang terus mengajarkan arti persatuan, kerja keras, dan cinta tanah air.

Setiap kali melangkah ke dalamnya, kita tidak hanya belajar tentang masa lalu, tapi juga diajak merenungkan: apakah semangat itu masih kita jaga hari ini?

Di era modern yang penuh distraksi, pesan Sumpah Pemuda tetap sederhana namun kuat — “Kita satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa: Indonesia.”

You may also like

Lima Bos Perusahaan Divonis 4 Tahun Penjara Kasus Impor Gula

October 30, 2025

TBS Energi Utama Siapkan Investasi Rp 2,56 Triliun untuk Bisnis Limbah dan Energi Bersih

October 29, 2025

Hari Kucing Nasional Ingatkan Krisis Populasi Kucing Liar di Indonesia

October 29, 2025
Tags: Hari Sumpah Pemuda, Jakarta, Museum Sumpah Pemuda, Sejarah Indonesia, Sumpah Pemuda, Tempat Bersejarah

Archives

  • October 2025
  • September 2025

Calendar

October 2025
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Categories

  • Daerah
  • Finance
  • Health
  • Hukum
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Outdoors
  • Pemerintah
  • Pendidikan
  • Pet Care
  • Politik
  • Sports
  • Technology
  • Viral

Copyright lacakperistiwa.com 2025 | Theme by ThemeinProgress | Proudly powered by WordPress