
Bank Sumut Setor PAD Rp289 Miliar, Target Naik Jadi Rp292 Miliar di 2026
Bank Sumut Setor PAD Rp289 Miliar, Target Naik Jadi Rp292 Miliar di 2026
lacakperistiwa.com – Bank Sumut kembali mencatatkan kinerja gemilang dalam kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun ini, bank milik pemerintah daerah tersebut berhasil menyetor dividen sebesar Rp289 miliar, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun menargetkan angka itu akan meningkat menjadi Rp292 miliar pada 2026, seiring dengan ekspansi bisnis dan penguatan kinerja keuangan bank daerah ini.
Gubernur Sumatera Utara (Pj) Hassanudin menyebut capaian Bank Sumut sebagai bentuk nyata kontribusi BUMD terhadap pembangunan daerah. Ia menilai Bank Sumut bukan sekadar lembaga keuangan, tapi juga mesin penggerak ekonomi yang menopang sektor usaha kecil, infrastruktur, dan perbankan daerah secara berkelanjutan.
Kinerja Keuangan Bank Sumut Terus Tumbuh
Secara fundamental, Bank Sumut menunjukkan tren pertumbuhan stabil dalam tiga tahun terakhir. Laba bersih meningkat seiring dengan peningkatan kualitas aset dan penyaluran kredit produktif. Tahun ini, total aset Bank Sumut dilaporkan telah menembus Rp43 triliun, naik dari Rp40 triliun pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Sumut, Muchammad Budi Utomo, menjelaskan bahwa strategi ekspansi ke sektor produktif dan layanan digital menjadi kunci pertumbuhan. “Kami tidak hanya mengejar profit, tapi juga menjaga kualitas pembiayaan dan memperluas akses keuangan masyarakat,” ujarnya.
Budi menambahkan, digitalisasi menjadi fokus utama tahun depan, terutama lewat penguatan aplikasi Sumut Mobile dan kerja sama dengan fintech lokal. Hal ini diharapkan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperluas basis nasabah, baik dari kalangan ASN maupun pelaku UMKM.
Dari sisi profitabilitas, rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) Bank Sumut berada di atas rata-rata BUMD nasional. Ini menunjukkan bahwa manajemen berhasil menjaga keseimbangan antara kinerja keuangan dan kontribusi sosial ekonomi.

Dividen Jadi Kontributor Besar PAD Sumut
Dana dividen yang disetorkan Bank Sumut menjadi salah satu penyumbang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumatera Utara. Tahun ini, kontribusi Rp289 miliar setara dengan sekitar 15 persen dari total PAD yang berasal dari BUMD. Angka ini menjadi indikator positif bahwa sektor keuangan daerah memiliki potensi besar dalam memperkuat kemandirian fiskal pemerintah provinsi.
Menurut data Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), kontribusi Bank Sumut terus meningkat sejak 2020, di mana setoran dividen hanya sekitar Rp230 miliar. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata setoran PAD dari Bank Sumut mencapai 6-8 persen per tahun, menunjukkan konsistensi dalam menjaga kinerja dan kepercayaan publik.
Hassanudin menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari peran pengawasan pemerintah daerah dan transparansi manajemen Bank Sumut. “Kita dorong terus agar BUMD lain bisa meniru pola kerja Bank Sumut. Setoran PAD ini bukan hanya angka, tapi bentuk tanggung jawab terhadap pembangunan daerah,” katanya.
Target Naik Jadi Rp292 Miliar di 2026
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan manajemen Bank Sumut sepakat menargetkan peningkatan setoran PAD menjadi Rp292 miliar pada tahun 2026. Kenaikan ini dinilai realistis dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi yang mulai pulih dan pertumbuhan kredit yang positif di sektor produktif.
Bank Sumut menyiapkan tiga strategi utama untuk mencapai target tersebut:
-
Ekspansi Kredit UMKM dan Mikro. Fokus pembiayaan ke sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan jasa untuk meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan.
-
Transformasi Digital. Penguatan platform layanan digital agar transaksi nasabah lebih cepat, mudah, dan efisien.
-
Optimalisasi Dana Pemerintah Daerah. Meningkatkan sinergi dengan Pemda untuk pengelolaan kas daerah dan pembiayaan proyek strategis.
Menurut Budi, arah kebijakan ini tidak hanya mendorong peningkatan pendapatan, tapi juga memperluas dampak ekonomi lokal. “Setiap rupiah dividen yang disetorkan ke pemerintah daerah adalah hasil nyata dari kerja produktif masyarakat yang kami dukung,” tuturnya.
Dampak Ekonomi: Dari Daerah ke Nasional
Peningkatan kontribusi PAD lewat Bank Sumut tidak hanya berpengaruh pada kas daerah, tapi juga pada stabilitas ekonomi nasional. Dengan peran strategisnya sebagai bank pembangunan daerah, Bank Sumut turut memperkuat jaringan keuangan inklusif di luar Jawa.
Ekonom Universitas Sumatera Utara, Wahyu Firmansyah, menilai langkah Bank Sumut selaras dengan arah kebijakan fiskal nasional. “Pemerintah pusat saat ini menekankan pentingnya kemandirian fiskal daerah. BUMD seperti Bank Sumut berperan penting dalam mewujudkan hal itu,” ujarnya.
Selain itu, Bank Sumut juga menjadi contoh sukses transformasi BUMD konvensional menjadi lembaga modern dengan orientasi digital dan tata kelola yang baik. Langkah ini diprediksi akan mendorong kepercayaan investor terhadap potensi keuangan daerah Sumatera Utara di masa depan.
Tantangan ke Depan: Kompetisi dan Regulasi
Meskipun kinerjanya stabil, Bank Sumut tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah ketatnya kompetisi perbankan di era digital, di mana bank besar dan platform fintech semakin agresif merebut pasar ritel dan kredit mikro.
Selain itu, tantangan regulasi dan kepatuhan juga terus meningkat seiring penerapan kebijakan prudential banking yang lebih ketat. Bank Sumut harus memastikan setiap langkah ekspansinya tetap sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia.
Namun pihak manajemen optimistis bahwa dengan inovasi berkelanjutan dan dukungan pemerintah daerah, Bank Sumut mampu melewati tantangan tersebut.
Bank Sumut Jadi Teladan BUMD Produktif
Kinerja Stabil, Kontribusi Nyata
Capaian Bank Sumut dalam menyetor PAD sebesar Rp289 miliar membuktikan bahwa BUMD bisa berperan besar dalam menopang pembangunan ekonomi daerah. Dengan target kenaikan ke Rp292 miliar pada 2026, Bank Sumut menunjukkan arah bisnis yang sehat dan terukur.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah provinsi, manajemen bank, dan masyarakat akan menjadi kunci keberlanjutan kinerja positif ini. Transparansi, digitalisasi, dan efisiensi akan menentukan seberapa besar Bank Sumut bisa terus memberi nilai tambah bagi Sumatera Utara dan Indonesia secara keseluruhan.
You may also like
Archives
Calendar
| M | T | W | T | F | S | S |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | 2 | |||||
| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
| 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 |
| 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 |
| 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |


