Detik-Detik Mendag Buka Trade Expo Indonesia 2025, Bidik Transaksi Fantastis Triliunan Rupiah

Detik-Detik Mendag Buka Trade Expo Indonesia 2025, Bidik Transaksi Fantastis Triliunan Rupiah

Indonesia Siap Tunjukkan Taji di Panggung Dagang Dunia

lacakperistiwa.com – Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 resmi dibuka oleh Menteri Perdagangan (Mendag) pada Rabu pagi di ICE BSD, Tangerang. Ajang tahunan ini kembali menjadi sorotan karena Indonesia menargetkan nilai transaksi ekspor dan investasi yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Dalam sambutannya, Mendag menegaskan bahwa TEI bukan sekadar pameran, melainkan etalase kekuatan ekonomi nasional yang terus tumbuh di tengah situasi global yang tidak stabil. “Kita tidak hanya menjual produk, tapi juga menjual kepercayaan dan komitmen bahwa Indonesia adalah mitra dagang yang kuat dan berkelanjutan,” ujarnya di hadapan ratusan delegasi dari berbagai negara.

Acara pembukaan diwarnai dengan penampilan budaya khas Nusantara, menegaskan identitas Indonesia sebagai negara yang kaya akan kreativitas dan sumber daya. Di sisi lain, atmosfer bisnis terasa kuat dengan ribuan pengusaha siap menjajaki peluang baru di sektor ekspor dan investasi.

Fokus TEI 2025: Digitalisasi dan Keberlanjutan

Tahun ini, Trade Expo Indonesia 2025 mengangkat tema “Advancing Global Trade Through Innovation and Sustainability.” Fokusnya adalah memperkuat transformasi digital di sektor perdagangan, sekaligus mendorong praktik bisnis berkelanjutan.

Mendag menjelaskan bahwa dunia saat ini bergerak menuju perdagangan hijau dan efisien. Karena itu, pelaku usaha Indonesia harus beradaptasi dengan tuntutan global yang mengarah pada produk ramah lingkungan dan proses produksi berstandar ESG (Environmental, Social, Governance).

Selain itu, Kementerian Perdagangan juga menggandeng startup dan pelaku UMKM teknologi untuk berpartisipasi. Tujuannya jelas — mempercepat digitalisasi rantai pasok dan memperluas jangkauan ekspor melalui platform daring. Tahun lalu, porsi transaksi digital hanya 8% dari total TEI, dan tahun ini ditargetkan naik dua kali lipat.

Target Transaksi Fantastis, Optimisme Tinggi

TEI 2025 menargetkan nilai transaksi perdagangan mencapai USD 15 miliar atau setara lebih dari Rp230 triliun. Angka itu bukan tanpa dasar. Berdasarkan data Kemendag, pada 2024, nilai transaksi mencapai USD 13,2 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor manufaktur, makanan dan minuman, serta energi hijau.

Optimisme ini juga didukung oleh meningkatnya permintaan global terhadap produk Indonesia, mulai dari perikanan, rempah, fashion muslim, hingga produk digital kreatif. “Pameran ini membuktikan bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah, tapi juga pemain utama di produk bernilai tambah tinggi,” kata Mendag.

Investor asing pun terlihat aktif menjajaki kerja sama di sektor logistik, teknologi, dan energi baru terbarukan (EBT). Beberapa delegasi dari Timur Tengah dan Eropa bahkan sudah menandatangani MoU awal sebelum acara resmi dibuka.

Partisipasi Lintas Sektor dan Antusiasme UMKM

Tahun ini, lebih dari 1.200 peserta pameran ikut ambil bagian, termasuk 500 pelaku UMKM yang diseleksi lewat program pendampingan ekspor Kemendag. Produk-produk unggulan seperti kopi, kakao, batik modern, dan furnitur ramah lingkungan menjadi daya tarik utama.

Yang menarik, booth UMKM kini tampil lebih profesional dengan bantuan tim kurator desain dan branding. Banyak pengunjung mancanegara mengapresiasi perubahan itu karena membuat produk Indonesia terlihat lebih kompetitif di pasar global.

Selain pameran produk, TEI juga menggelar Business Matching Session, forum dagang langsung antara buyer dan seller dari berbagai negara. Aktivitas ini sering menjadi momen penting bagi eksportir lokal untuk mendapatkan kontrak dagang jangka panjang.

Peran Pemerintah Dorong Ekspor Nonmigas

Mendag menekankan, pemerintah akan terus memfasilitasi ekspor nonmigas lewat penyederhanaan regulasi dan digitalisasi sistem perdagangan. Sistem e-Certificate of Origin (e-COO) misalnya, kini sudah terintegrasi dengan 20 negara mitra dagang utama. Ini membuat proses ekspor lebih cepat, transparan, dan efisien.

Langkah ini diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global. Dengan demikian, Indonesia bukan hanya penghasil komoditas mentah, tapi juga pemain penting dalam rantai nilai internasional.

Selain itu, Mendag juga mendorong pelaku usaha untuk memperluas diversifikasi pasar. Jika sebelumnya ekspor didominasi Amerika dan China, kini pemerintah ingin mendorong peningkatan ke wilayah Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.

Antusiasme Pengunjung dan Daya Tarik Pameran

Sejak dibuka, Trade Expo Indonesia 2025 langsung dipadati ribuan pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran yang digelar selama lima hari ini diproyeksikan menarik lebih dari 40 ribu pengunjung. Selain kegiatan bisnis, banyak juga acara pendukung seperti talkshow, fashion show, dan demo produk lokal inovatif.

Salah satu pengunjung asal Jepang mengaku kagum dengan peningkatan kualitas produk ekspor Indonesia. “Sekarang kemasannya bagus, kualitasnya naik, dan banyak yang sudah punya sertifikat internasional. Ini menunjukkan keseriusan Indonesia di perdagangan global,” ujarnya.

TEI 2025 Jadi Cermin Transformasi Ekonomi Indonesia

Trade Expo Indonesia bukan sekadar ajang transaksi, tapi simbol dari transformasi ekonomi Indonesia menuju negara eksportir modern. Dengan perpaduan inovasi, digitalisasi, dan keberlanjutan, TEI menjadi bukti bahwa Indonesia siap bersaing di pasar global dengan identitas dan karakter sendiri.

Ke depan, Kementerian Perdagangan menargetkan agar TEI menjadi pusat kolaborasi internasional yang mempertemukan pengusaha lintas negara dalam semangat “trade for growth”. Dengan target transaksi besar dan arah kebijakan yang semakin jelas, TEI 2025 diyakini bakal menjadi salah satu titik balik penting dalam peta perdagangan global Indonesia.