
Pedagang Sebut Kebakaran Pasar Wonogiri Seperti Kiamat, Letupan Gas di Mana-mana
Kebakaran Pasar Wonogiri Bikin Panik, Pedagang Sebut Seperti Kiamat Kecil
lacakperistiwa.com – Suasana mencekam melanda Pasar Wonogiri, Jawa Tengah, pada Senin dini hari (6/10/2025) ketika api besar melalap sebagian besar bangunan pasar. Para pedagang yang masih berada di area kios langsung panik dan berlarian menyelamatkan diri.
Saksi mata menyebut, letupan tabung gas terdengar di mana-mana, membuat suasana makin kacau. Beberapa bahkan menyebut momen itu seperti “kiamat kecil” karena kobaran api menjalar cepat di antara deretan kios yang padat.
Kebakaran ini terjadi sekitar pukul 02.45 WIB dan berhasil dipadamkan sekitar pukul 06.30 WIB setelah belasan mobil pemadam kebakaran diterjunkan dari berbagai wilayah. Tak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Kronologi Kebakaran Pasar Wonogiri
Menurut keterangan dari BPBD Kabupaten Wonogiri, api pertama kali terlihat dari salah satu kios sembako di blok tengah pasar. Seorang pedagang bernama Suyati (47) yang kebetulan masih berjaga melihat asap tebal keluar dari ventilasi kios sekitar pukul 02.30 WIB.
“Awalnya cuma asap, tapi tiba-tiba ada suara letupan keras. Tak lama kemudian api langsung membesar dan menyambar kios sebelah,” ujarnya dengan nada gemetar.
Suyati langsung berteriak meminta tolong sambil membangunkan pedagang lain yang tidur di dalam kios. Dalam waktu beberapa menit, api sudah menjalar ke area penjual pakaian dan peralatan rumah tangga.
Tim pemadam dari Damkar Wonogiri, Baturetno, dan Ngadirojo tiba di lokasi sekitar pukul 03.00 WIB. Namun, proses pemadaman terkendala oleh akses jalan yang sempit dan banyaknya bahan mudah terbakar di area pasar. Butuh waktu hampir empat jam untuk memastikan api benar-benar padam.
Suara Letupan Gas Bikin Panik Pedagang
Salah satu faktor yang membuat api cepat membesar adalah tabung gas LPG yang banyak tersimpan di kios pedagang makanan. Berdasarkan pantauan petugas, puluhan tabung 3 kilogram meledak satu per satu, menimbulkan suara keras yang terdengar hingga radius 2 kilometer.
Pedagang bernama Darto (52) menceritakan bagaimana ia nyaris terluka saat berusaha menyelamatkan barang dagangan.
“Saya sempat masuk buat ambil uang di laci, tapi baru dua langkah sudah ada letupan gas di sebelah kanan. Saya langsung lari keluar. Ngeri banget, kayak kiamat,” katanya.
Letupan demi letupan itu membuat tim pemadam kesulitan mendekat. Petugas harus menunggu sampai tekanan gas berkurang sebelum melakukan penyiraman langsung ke titik api utama.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, tiga pedagang mengalami luka bakar ringan dan langsung dilarikan ke RSUD Wonogiri untuk perawatan.
Kerugian dan Data Sementara dari BPBD
Berdasarkan data sementara dari BPBD Wonogiri, sedikitnya 454 kios di Pasar Wonogiri terdampak kebakaran. Dari jumlah itu, sekitar 200 kios hangus total, sisanya rusak berat hingga ringan.
Total kerugian materi diperkirakan mencapai Rp18 miliar, termasuk bangunan, barang dagangan, dan peralatan usaha. Kepala BPBD Wonogiri, Sutarto, menyebut timnya masih melakukan pendataan bersama dinas perdagangan setempat.
“Fokus utama kami adalah memastikan area aman dan tidak ada bara api tersisa. Setelah itu baru kami hitung detail kerugian dan cari tahu sumber pasti api,” ujarnya kepada wartawan.
Selain itu, pihak pemerintah daerah juga sudah menyiapkan posko bantuan sementara bagi pedagang yang kehilangan tempat usaha. Posko tersebut menyediakan makanan, tenda darurat, dan pendampingan administratif untuk pengurusan dokumen usaha yang ikut terbakar.
Penyebab Awal Diduga Korsleting Listrik
Dari hasil investigasi awal, kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik dari salah satu kios sembako yang masih menyalakan kipas dan lampu di malam hari.
Kepala Polres Wonogiri, AKBP Andri Hermawan, menegaskan pihaknya akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyebab pasti.
“Ada indikasi kuat korsleting, tapi kami tetap menunggu hasil olah TKP lengkap. Beberapa barang bukti sudah diamankan, termasuk kabel yang terbakar dan peralatan listrik di sekitar kios,” ujar Andri.
Pihak kepolisian juga memeriksa kamera pengawas yang masih tersisa di area pintu utama pasar. Hasil rekaman awal memperlihatkan kilatan cahaya tiba-tiba sebelum api mulai membesar di salah satu blok tengah.
Reaksi Pemerintah dan Tanggapan Pedagang
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, langsung meninjau lokasi kebakaran pagi harinya. Dalam keterangannya, ia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap para pedagang yang kehilangan mata pencaharian.
“Kami akan berupaya membantu secepat mungkin. Pemerintah daerah akan menyiapkan langkah tanggap darurat dan rencana relokasi sementara,” kata Joko Sutopo.
Para pedagang berharap bantuan cepat agar bisa kembali berjualan. Sejumlah di antaranya mengaku tidak sempat menyelamatkan barang apa pun karena api menjalar terlalu cepat.
Sulastri (39), pedagang pakaian yang kiosnya ikut hangus, menuturkan dengan mata berkaca-kaca:
“Semua habis. Barang, uang, surat-surat, semuanya jadi abu. Yang penting nyawa selamat. Tapi kami bingung mau mulai dari mana lagi.”
Penanganan Pasca-Kebakaran dan Langkah Pemulihan
Usai api padam, petugas gabungan melakukan pembersihan puing-puing sisa kebakaran. Tim PLN juga turun untuk memutus sementara aliran listrik ke seluruh blok pasar untuk menghindari percikan baru.
Pemerintah daerah berencana memindahkan aktivitas perdagangan ke lapangan Giriwono sementara waktu, agar pedagang tetap bisa berjualan.
Selain itu, dinas sosial juga akan menyalurkan bantuan modal ringan melalui program UMKM Bangkit Pasca-Bencana, yang diharapkan bisa membantu korban kebakaran kembali produktif.
Bupati menegaskan bahwa revitalisasi Pasar Wonogiri akan menjadi prioritas anggaran 2026. Rencana pembangunan kembali pasar akan dilakukan dengan sistem zonasi dan dilengkapi sistem keamanan modern, termasuk detektor asap dan hydrant otomatis.
Kondisi Terkini Pasar Wonogiri Usai Kebakaran
Hingga Senin sore, area Pasar Wonogiri masih disterilkan. Petugas keamanan berjaga di sekitar lokasi untuk mencegah masyarakat mendekat karena masih banyak puing panas dan reruntuhan bangunan yang berisiko roboh.
Tim identifikasi kepolisian juga masih melakukan olah TKP lanjutan untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian manusia yang menyebabkan kebakaran. Beberapa pedagang sudah mulai mendatangi lokasi untuk mencari barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.
Sementara itu, di media sosial, warganet ramai menyampaikan dukungan dan simpati bagi korban kebakaran. Tagar #PrayForWonogiri sempat trending di X (Twitter) selama beberapa jam.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Pedagang
Kebakaran besar di Pasar Wonogiri ini bukan hanya meninggalkan kerugian materi, tapi juga mengguncang roda ekonomi masyarakat setempat. Pasar tersebut merupakan salah satu sentra perdagangan utama di Wonogiri, menampung lebih dari 1.200 pedagang aktif setiap harinya.
Selama pasar belum beroperasi, banyak pedagang kehilangan penghasilan. Sebagian mencoba berjualan di rumah, tapi pembeli jauh berkurang. Pemerintah daerah diharapkan segera menyiapkan solusi jangka pendek agar ekonomi lokal tidak lumpuh.
Kebakaran ini juga membuka mata banyak pihak tentang lemahnya sistem keamanan di pasar tradisional. Mayoritas pasar di daerah masih minim perawatan instalasi listrik dan tidak memiliki alat pemadam api ringan yang memadai.
Kesimpulan
Peristiwa kebakaran Pasar Wonogiri menjadi pengingat pahit akan pentingnya sistem keamanan dan kesiapsiagaan di pusat-pusat ekonomi rakyat. Suara letupan gas, kobaran api, dan jeritan pedagang membuat malam itu seolah jadi mimpi buruk bagi warga Wonogiri.
Namun di balik tragedi itu, muncul semangat gotong royong antarwarga dan aparat untuk saling membantu. Pemerintah kini dihadapkan pada tanggung jawab besar: memulihkan ekonomi pedagang sekaligus membangun pasar yang lebih aman dan modern.
Harapan Baru Usai Tragedi Pasar Wonogiri
Kebakaran boleh meluluhlantakkan bangunan, tapi tidak semangat para pedagang. Warga Wonogiri kini menatap ke depan dengan tekad bangkit kembali. Tragedi ini harus jadi titik balik untuk memperbaiki sistem keamanan publik dan memperkuat solidaritas sosial di tengah bencana.
Dengan kolaborasi semua pihak, Pasar Wonogiri bisa berdiri lagi — lebih kuat, lebih aman, dan lebih manusiawi.